Kamis, 20 Oktober 2022

Cari Tahu tentang Isi Buku Manajemen Peserta Didik


 

Halo, Sahabat Keraton…

Sudah baca buku apa hari ini?

Ada buku anyar loh di Keraton. Kali ini datang dari dunia pendidikan.

Ini ringkasan bukunya;

Judul                     : Manajemen Peserta Didik

Penulis                 : Muhammad Faisol Anshori, S.Pd.

Tebal                     : iv+71 halaman

Ukuran                 : 14x20 cm

Tahun terbit       : September 2022

Penerbit: Keraton Publisher 

 

Buku ini mengulas tentang cara memanajemen peserta didik sebagai langkah menjadikan peserta didik yang berkualitas. 

Penulis menyuguhkan beberapa cara dalam memanajemen peserta didik, diantaranya dengan mengaktifkan kegiatan OSIS sebagai kegian intra sekolah yang menjadi wadah terdapap bakat anak. 

Mengaktifkan OSIS sama halnya dengan memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya dalam meneglola organisasi dan kebijakan.

Selain itu juga disebutkan oleh penulis, bahwa manajemen peserta didik juga bisa dibangun dengan mengoptimalkan kegiatan ekstrakulikuler. 

Karena bagaiamanapun, bakat dan minat peserta didik harus di asah dari berbagai sisi, tidak hanya dari pengetahuan formal tapi juga non formal yang berkaitan dengan hobi atau kebutuhan peserta didik di luar sekolah misalnya.

Tentunya maksimalnya hal tersebut harus ada dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyebutkan, siswa, sekolah dan masyarakat harus sama-sama punya keinginan dalam membangun manajemen tersebut. 

Peserta didik sebagai pelaku, sekolah sebagai penyedia alat dan perlengkapan sementara masyarakat atau orang sebagai control terhadap kegiatan tersebut.

Masyarakat dapat melihat dengan seksama bagaimana perkembangan anaknya di sekolah, bagaimana sekolah mengelola manajemennya. 

Menurut penulis, kualitas manajemen peserta didik tersebut dapat terlihat pada setiap alumni ketika sudah berada di masyarakat atau kembali ke jenjang yang lebih tinggi.

mau tahu isi lengkapnya? baca di sini

Minggu, 09 Oktober 2022

Ringkasan Novel Jejak Kaum Aktivis karya Qudsiyanto






Hallo, Sahabat Keraton!

Bagaimana membaca bukunya?

Sudah tamat kan, ya!


Nih, Mimin kasih tahu, ada buku baru, loh!

Novel yang diangkat dari kisah seorang anak petani di Madura.

Mantap bukan? Mantap, dong!


Ini deskrispi bukunya,

Judul : Jejak Kaum Aktivis

Penulis : Qudsiyanto

Tebal : iv+314 halaman

Ukuran : 14x20 cm

Tahun terbit : Oktober 2022

Harga: Rp 117.000


Dalam cerita ini Ayan yang merupakan anak seorang petani dari desa Pandan Wangi membulatkan tekadnya untuk masuk perguruan tinggi, setelah sebelumnya sempat berpikir untuk merantau ke Pulau Dewata.


Keinginannya dibatalkan karena tidak mendapat restu dari Abduh, sang Bapak, serta wasiat almarhumah ibunya untuk melanjutkan kuliah.


Penulis secara terang dan rinci bagaiman perjuangan Ayan saat memasuki dunia kampus yang dianggap sebagai miniatur negara. Bagaimana cara Ayan berbaur sihingga banyak pasang mata yang memerhatikannya.


Ayan digambarkan menjadi mahasiswa kritis terhadap keadaan di sekitarnya. Hal tersebut yang membuat Ayan sangat nyaman mengikuti kegiatan ektra kampus sebagai salah satu penyalur bakatnya.


Tidak hanya soal akademis dan aktivis. Ayan juga digambarkan sebagai pemuda yang cuek terhadap cewek, namun tetap memiliki sisi romantis. Buktinya, tiga tangkai bunga mawar ia persembahkan kepada seseorang bernama Indah.


Tidak hanya sampai di sana, bahkan Ayan digadang-gadang sebagai pioner militan di organisasinya. 


Tapi bagaimana Ayan bisa menyelesaikan masalah money politic yang sudah berjalan beberapa tahun terkahir di kampusnya. 


Bagaimana Ayan menyelesaikan persoalan pembekakan dana yang dilakukan oleh jajaran Rektorat.

 

Mampukah Ayan bersama teman-temannya menduduki kursi kepemimpinan di organisasi intra kampusnya serta mengatur ulang kebijakan yang mengarah pada pembungkaman publik. 


Lalu bagaimana juga Ayan menyelesaikan masalah asmaranya saat suara yang telah dikumpulkan tiba-tiba disabotase dan dikhiati oleh timnya sendiri.


Tentu tidak mudah bagi Ayan.


Dan penulis benar-benar memberikan kejutan untuk kisah seorang Ayan.


Baca selengkapnya di sini

Jumat, 07 Oktober 2022

Mengenai Buku Menuju Pendidikan Berkualitas

 

Selamat datang kembali, sahabat Keraton.

Sudah baca buku apa hari ini?

Kali ini kami akan kembali menyuguhkan bahan bacaan dari dunia pendidikan.

Apalagi Sahabat Keraton yang berkecipung di dunia akadimik, pasti akan menjadi salah satu koleksi untuk segera dimasukkan dalam daftar belanja bulan ini.


Berikut adalah deskripsi bukunya;

Judul buku : Menuju Pendidikan Berkualitas

Penulis : Maisiswati

Tebal : iv+94 halaman

Ukuran buku : 14x20 cm

Tahun terbit : Oktober 2022

Penerbit : Keraton Publisher


Buku secara umum membahas mengenai system pendidikan yang berlaku di negeri ini, mulai dar masalah yang sering timbul dalam dunia pendidikan sampai pada solusi yang ditawarkan, penulis rangkum dalam buku ini. tentu hal tersebut menjadi angin segar untuk dunia pendidikan kita.


Problem yang disampaikan penulis mengenai kendala internal yang muncul dari lembaga dan kendala eksternal yang datang dari luar lembaga. 


Tentunya kendala-kendala tersebut harus diatasi agar bisa menjadikan pendidikan yang berkualitas untuk siswa. Salah satunya penulis menjelaskan bahwa dengan meningkatkan kualitas Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Administrasi Sekolah akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan suatu lembaga. 


Misalnya untuk kepala sekolah tidak diberikan jadwal pelajaran sehingga bisa benar-benar fokus pada urusan sekolah. 


Dari faktor eksternal dengan tetap melibatkan orang tua siswa dan masyarakat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh lembaga, sehingga orang tua dan masyarakat juga bisa ikut memberikan kontrol terhadap setiap kegiatan yang ada di lembaga, tentunya sebagai pendukung dari luar dalam meningkatkan kepercayaannya terhadap lembaga.


Penulis kali ini tidak hanya mencari-cari masalah dalam dunia pendidikan, tapi juga menyuguhkan sederet solusi yang bisa diambil untuk mengatasi masalah tersebut.


Menarik, bukan? Tentu sangat membantu untuk para pemerhati dunia pendidikan atau masyarakat umum yang juga ingin mengontrol perkembangan pendidikan. 





Selasa, 28 Desember 2021

Novel Berandal Sekolah Jatuh Cinta (Abe: Love You Stealthily)

Gambar



Siapa di sini yang sudah kangen dengan masa Putih Abu-Abu? atau saat ini memang sedang menyelesaikan pendidikannya di bangku SMA? 

Cerita ini sangat cocok untuk kamu, baik yang sedang ingin bernostalgia atau yang ingin punya varian cerita yang berbeda.

Kalau ditanya hal apa yang paling berkesan saat masa SMA, kamu bakalan jawab apa? Kalau aku sih bakalan jawab 'Jatuh Cinta'.

Salah gak sih kalau aku jawabnya cinta? Karena di usia menginjak dewasa itu aku diajari banyak pengalaman tentang hidup, terutama masalah asmara. 

Dari cerita yang sejak SMP males berurusan dengan cewek, yang ribet atau apapun itu alasannya, tiba-tiba di dunia SMA perasaan itu mulai berkembangbiak mungkin ya. dari cuek jadi perhatian, jadi susah buat gak nanya-nanya kabar, meski hanya sebatas 'sudah makan?'

Pada novel setebal 253 halaman ini, kamu akan dibawa berimajinasi oleh penulis untuk bisa merasasakan, bagaimana rasanya menjadi Abe, siswa terpopuler tapi enggan untuk jatuh cinta. bisa gak sih menurut kamu, Abe bertahan dengan kejenuhannya?

Hingga ternyata di suatu waktu Abe seakan dipertemukan oleh takdir dengan seorang gadis yang bisa menghangatkan dinginnya sikap Abe.

Siapa sih gadis itu? Dengan cara apa dia bisa menyihir Abe hingga menjadi seperti itu. tapi bagaimana dengan Abe? Akankah dia berhasil menjaga cintanya padahal ini adalah cinta pertamanya? bagaimana kalau ternyata tidak sesuai dengan apa yang dia bayangkan?

Daripada nebak-nebak dan bikin penasaran, mending langsung peluk bukunya dengan klik di sini

Jumat, 03 Desember 2021

Cerpen Terbaik-Kejutan Hari Terakhir-Kimberly

Mataku tidak kunjung terpejam. Masih terdengar suara ribut-ribut di luar. Tiba-tiba pintu dibuka dengan kasar dan Ibu masuk ke dalam. Kulihat dia membuka lemari, mengambil sesuatu di situ, lalu pergi ke luar. Tidak lama kemudian terdengar suara sepeda motor pergi menjauh dan Ibu kembali masuk ke kamar. Aku pura-pura memejamkan mata dan kudengar Ibu terisak di sudut ruangan. Entah berapa kali aku sudah melihat kejadian seperti ini tapi aku selalu pura-pura tak tahu. Aku tidak pernah membicarakannya dengan Ibu. Aku tidak ingin Ibu terluka atau malu. 

Sumber gambar: picxabay.com


“Nanti tolong belikan sabun dan minyak sekalian, ya.” Ibu memberiku dua lembar uang sepuluh ribuan.

Sepulang sekolah aku mampir ke toserba dekat sekolah untuk membeli barang yang dipesan Ibu karena harganya lebih murah. Ibu tidak sempat membelinya karena harus membanting tulang sejak pagi. Jam tiga pagi Ibu sudah bangun dan memasak masakan untuk dijual di pinggir jalan di depan gang, tidak jauh dari kamar kami. Aku sebut ‘kamar’ karena kami menyewa kamar di sebuah kos-kosan untuk keluarga. Ibu mulai berjualan jam lima pagi dan tutup setelah semua makanan habis. Siangnya dia beristirahat sebentar lalu sorenya harus ke pasar untuk membeli sayuran. Malamnya dia harus memotongi sayuran dan mempersiapkannya untuk dimasak pagi harinya. Waktu Ibu habis hanya untuk pekerjaannya.

Aku tinggal bersama Ibu, kakak perempuanku, dan kedua adik laki-lakiku di kamar berukuran empat kali lima meter. Kami hanya punya satu lemari baju dan dua kasur yang diletakkan di lantai. Tidak ada kursi ataupun tikar. Kalau ada tamu, kami akan mengangkat kasur itu dan menyandarkannya di tembok.

“Hhhh, masih dipakai, padahal aku udah telat,” gerutu kakakku kesal, masuk ke kamar. Dia melemparkan handuk yang ada di tangannya ke atas kasur.

Kami harus mengantre kamar mandi karena hanya ada dua kamar mandi untuk semua penghuni kos ini. Ada sepuluh kamar, dan masing-masing kamar dihuni dua sampai enam orang. Kadang aku harus mandi setengah lima pagi supaya terhindar dari antrean panjang meski sekolahku baru mulai jam tujuh. Kakakku sering terlambat bangun padahal harus sampai di pabrik jam delapan kalau dia dapat shift pagi.

“Aku berangkat dulu, ya, Mbak,” kataku menaruh piring  yang baru kucuci lalu bersiap ke luar menuntun sepedaku.

Aku ke sekolah sambil memboncengkan dua adikku yang masih SD dan TK.

“Faris, minggu depan terakhir, ya,” kata Pak Budi, wali kelasku, mendekatiku.

Aku menunduk.

“Maaf, Pak. Saya tidak ikut,” sahutku lirih.

Minggu depan adalah hari terakhir pendaftaran study tour ke Bali, tapi aku tidak ada uang untuk membayar biayanya. Sebenarnya sudah setahun aku menabung, tapi terjadilah suatu peristiwa yang membuat tabunganku ludes. Malam itu Bapak datang meminta uang kepada Ibu. Ibu tidak bisa memberinya uang karena sudah seminggu libur jualan. Bapak marah-marah dan itu didengar oleh penghuni kos yang lain. Jadi, terpaksa aku merelakan uangku supaya keributan tidak terjadi lebih lanjut. Ibu berjanji akan mengganti uang itu, tapi sampai sekarang tidak ada kabarnya.

“Kalau ada kesulitan keuangan, nanti bapak-ibu guru bisa bantu.” Pak Budi duduk di sebelahku.

“Tidak, Pak. Saya tidak ikut saja.”

Mungkin mereka bisa membantu, tapi selama di Bali aku juga butuh uang saku. Aku tidak yakin Ibu bisa memberikannya. Akhir-akhir ini hujan dan jualannya banyak tersisa.

“Coba kamu pikirkan dulu,” kata Pak Budi sebelum meninggalkanku.

Aku ingin sekali bisa pergi dengan teman-teman. Waktu SMP aku tidak bisa ikut study tour karena tidak punya uang. Kalau sekarang tidak ikut, aku tidak akan pernah punya kesempatan itu lagi. Aku tahu Pak Budi sangat baik, tapi aku tidak ingin merepotkannya.

Ketika pulang ke rumah, kulihat ada keributan. Ibu sedang dimaki-maki oleh seorang perempuan muda. Begitu melihatku, kemarahan perempuan itu beralih ke arahku.

“Kamu, udah gedhe, malas-malasan di rumah. Kerja dong!” serunya ketus.

Setelah puas marah-marah, dia pergi dengan sepeda motor yang platnya masih berwarna putih. Aku menghampiri Ibu yang masih menangis. Ibu mengusap air matanya lalu mulai menyalakan kompor di luar pintu kamar kami. Kulihat adonan peyeknya masih setengah.

Perempuan tadi kakak tiriku, anak Bapak dari istri pertamanya. Bapak masih tinggal dengan istri pertama dan ketiga anaknya. Bapak tidak bekerja dan sering main judi sabung ayam. Istri pertamanya berjualan di pasar. Anak-anaknya sudah kuliah dan menikah. Bapak sering minta uang kepada Ibu untuk berjudi atau diberikan kepada anak-anaknya. 

Beberapa kali kakak tiriku datang sambil marah-marah dan menuduh Ibu memengaruhi Bapak sehingga Bapak tidak lagi memberi uang anak-anaknya. Aku tidak pernah bisa membela Ibu karena Ibu melarangku bersikap tidak sopan kepada kakak-kakak tiriku. Ibuku bertahan dalam kehidupan seperti ini demi anak-anaknya. Dulu dia mau dengan Bapak karena terbuai oleh janji-janji palsu Bapak. Ibu selalu merasa bersalah telah merebut suami orang sehingga tidak pernah menjawab sepatah kata pun saat anak-anak Bapak datang untuk memaki-makinya. Ibu tidak pernah tahu aku sering menangis di kamar mandi setiap kali mengingatnya.

“Faris, apa kamu mau bantu Bapak mengetik soal-soal latihan?” Pak Budi memanggilku saat istirahat siang.

“Tapi saya tidak punya komputer, Pak.”

“Kamu bisa datang ke rumah Bapak setiap sore. Paling seminggu. Ada komputer di rumah.”

Aku setuju dengan tawaran itu karena Pak Budi memang sangat sibuk dan butuh bantuan. Rumahnya besar dan penuh dengan pohon bougenville. Pak Budi tinggal dengan istri dan anak laki-lakinya yang masih SD. Aku kadang iri dengan keakraban hubungan mereka. Pak Budi sangat menyayangi dan memerhatikan anaknya. Aku tidak pernah punya hubungan seperti itu dengan bapakku. 

Orang-orang sering bergunjing tentang orang tuaku. Mereka mengatakan bahwa bapakku pengangguran tak tahu diri. Mereka juga mengatakan ibuku begitu bodoh mau jadi istri kedua tapi hidup miskin. Harusnya istri kedua jauh lebih makmur. Cacian demi cacian selalu kudengar setiap hari. Kadang kakakku tidak terima dan dia membalas cacian mereka dengan kata-kata yang lebih kasar lagi. Akibatnya dia punya hubungan yang kurang baik dengan para tetanggaku yang suka bergosip. Kakakku juga jarang di rumah dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Terakhir kali kudengar dia berpacaran dengan teman sesama buruh pabrik. 

Kedua adikku sering main di luar dengan tetangga karena Ibu jarang di rumah. Kadang pulang dengan menangis karena dinakali anak-anak yang lain. Kadang aku harus menyuruh mereka pulang untuk mandi.

Baca juga terbaik puisi

Di hari terakhir pendaftaran study tour Pak Budi memanggilku. Aku sangat gugup datang ke kantor guru. Dia menyuruhku duduk di kursi merah yang ada di hadapannya. Tidak lama kemudian, dia meletakkan sebuah amplop di atas meja.

“Bapak dan guru yang lain sepakat akan membayar biaya study tour-mu karena kamu selalu ranking di kelas. Dan ini untuk hasil kerja kerasmu membantu Bapak mengetik soal-soal latihan,” dia mengulurkan amplop itu kepadaku.

Rasanya tak percaya mendengarnya. Akhirnya aku bisa ikut study tour juga. Ini seperti mimpi. Aku bisa pergi dengan hasil kerja kerasku dan tidak merepotkan Ibu.

“Terima kasih banyak, Pak.” Aku menangis terharu.

***

Yogyakarta, 11 November 2021



Biodata Penulis

Kimberly Harjawinata lahir dan dibesarkan di Yogyakarta. Dia suka membaca, menulis, dan traveling. Dia suka mengamati bahasa, masyarakat, dan budaya berbagai negara dan suku bangsa. Beberapa karyanya diterbitkan dalam antologi puisi, cerpen, dan artikel lainnya. 

Silahkan follow Instagram @kimberly.harjawinata dan Facebook: Kimberly Harjawinata.


Sabtu, 20 November 2021

Puisi Terbaik - Cinta Berduri


Sumber Gambar: pixabay.com



Suara desir petir bergemuruh merdu 
Hadir bergilir seakan telah rindu 
Pergi tak tepat pada qolbu dekat melekat pada tubuh 
Menjadi pedih akan luka tak berdarah 

Beribu kata tanpa makna bersuara indah
Menjadi cinta yang membawa pada luka
Hanya sekedar nyawa tanpa hadirnya cinta
Merintih sedih laksana tertancap duri 

Kini kesadaran hayut ke dalam ruang ilusi
terbawa angin derita mendobrak jiwa 
Hati yang sepi menahan pedih akan cinta
Menjadi sunyi tanpa alunan melodi yang ber irama 

Terbakar sudah janji yang berakhir dusta
Membentuk suatu luka tanpa adanya darah
Tangisan hati meraba hingga basah akan air mata 
Akhirnya mengukir derita menjadi Mahakarya 

Lamongan, 10 November 2021




Tentang Penulis
Penulis bernama M.Agus Qosim Suryo Alam Rohmatullah. Ia merupakan santri dari salah satu pondok pesantren di Jawa Tengah. Ia gemar dalam menulis dan berkarya. Penulis kini tinggal di kota Lamongan yang berada di jawa timur. Ia dapat dihubungi melalui instagramnya @asurya_alam_roh.


Minggu, 13 Juni 2021

Tips Menulis; Jurus Jitu Menulis Novel/Cerpen

1. Pastikan kamu sudah berdoa terlebih dahulu! Berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Sebab, jika ada yang bisa mengubah sebuah takdir, itu adalah doa. Doa yang baik dengan cara yang baik pula. 2. Pilih genre cerita yang akan kamu tulis! Romance, Horor, Thriller, Fantasy dll. 3. Pastikan kamu sudah tahu ke mana arah cerita yang kamu buat dan akan ending seperti apa?! Sebab, jika alurnya saja kamu tidak tahu, bagaimana kamu bisa memulai dan menyelesaikannya?! 4. Mulailah menulis dengan sabar. Jangan terburu-buru! Jika hati dan pikiran sedang tidak tenang, jangan dipaksa menulis. Itu akan membuat tulisan menjadi kacau. 5. Biasakan menulis di tempat yang tenang. 6. Tulislah apa yang ingin dituangkan lebih dahulu. Jangan memaksa kalimat lain mendahului. 7. Biasakan berada dalam suasana serupa dengan genre tulisan yang sedang kamu kerjakan. Jika kamu menulis kisah cinta, biasakan untuk menonton, mendengar, membaca cerita-cerita yang berhubungan dengan genre tersebut. 8. Biasakan belajar dan memahami kaidah kepenulisan sembari menulis (jika ada krisan membangun dari tulisanmu sebelumnya, gunakan itu pada tulisanmu selanjutnya) sering-seringlah membaca tentang kaidah kepenulisan karena itu akan membantumu. 9. Jangan pernah mengoreksi tulisan sendiri! Sebab, tulisanmu tidak akan pernah terlihat bagus bagimu. Akan selalu ada kesalahan ini dan itu jika kamu yang mengoreksi sendiri hasil tulisanmu. Mintalah teman atau saudara yang (lebih mengetahui) tentang tulisan untuk membantumu mengoreksi. Setelah itu perbaikilah sesuai apa yang mereka sarankan. Namun, jangan lebih dari itu! 10. Pastikan kamu selalu membaca hasil tulisanmu setiap selesai menulis! Nilai sebuah tulisan akan lebih baik jika orang lain yang membacanya. Apakah itu penggunaan kata atau tanda baca yang salah? Apakah itu dikarenakan feel yang tidak ada sama sekali? Apakah ini dan itu? Hanya ketika tulisanmu dibaca atau dikoreksi oleh orang lainlah, kamu akan tahu letak kesalahan dan kekurangannya. Hanya saja, kamu juga perlu membacanya untuk mengoreksi kesalahan pada typo-typo yang tanpa sengaja bertebaran ketika kamu sedang menulisnya. Jika menyadari hal tersebut, segera perbaiki saat itu juga! Tetap semangat untuk menggapai impian! Semoga sedikit materi ini berguna bagi kamu yang membacanya. Salam Literasi. #marimembacamarimenulis

Rabu, 09 Juni 2021

Tips Menulis; Belajar Menggunakan Imbuhan (-di) dengan Benar

 

sumber gambar: canva.com

Dalam penulisan imbuhan (-di) masih sering kali menjadi salah satu tanda baca yang kurang mendapat perhatian lebih dari penulis. Padahal dampaknya sangat fatal terhadap makna pada kalimat tersebut.

contohnya yang sering kita dengar; Ada Udang di Balik Batu.

sering kali penulis masih menulis dengan kalimat Ada Udang Dibalik Batu (dengan imbuhan -di disambung dengan kata berikutnya, balik)

padahal maknanya sudah jadi beda.

jika yang pertama, ADA UDANG DI BALIK BATU.

Memberikan penjelasan kepada kita bahwa DI BALIK BATU ADA UDANG YANG BERSEMBUNYI, dengan maksud lain, Udang sedang bersembunyi di balik batu.

sedangkan pada kalimat kedua, ADA UDANG DIBALIK BATU.

menginformasikan kepada kita, kalau BATU BISA MEMBALIK UDANG. jadinya, Udang yang hidup bisa dibalik oleh Batu yang mati.

Maknanya jadi berubah total.


untuk menghindari kesalahan-kesalahan dasar seperti itu, kita bisa ingat dengan;

jika kata sesudah (-di) menunjukkan tempat dan waktu, MAKA DIPISAH 

jika kata sesudah (-di) menunjukkan kata kerja, MAKA DIGABUNG.


Rinciannya seperti di bawah ini.



Di (tempat) = dipisah. Contoh:

Di sini

Di sana

Di mana

Di rumah

Di sekolah

Di antara

Di jalan

Di muka

Di depan

Di belakang

Di samping

Di tempat

Di dunia dan seterusnya.


di (waktu)= dipisah

contoh:

di sore hari

di malam nanti

di waktu sunyi 

dll.


Di (kata kerja) = digabung. Contoh:

Dimakan

Dimasak

Ditanam

Dibawa

Dibuang

Dipeluk

Dilepas

Dikerjakan

Dihabiskan

Dilihat

Didengar

Ditulis

Dilukis

Dijawab dan seterusnya.


Terima kasih. semoga kita bisa sama-sama belajar


#marimembacamarimenulis

Cari Tahu tentang Isi Buku Manajemen Peserta Didik

  Halo, Sahabat Keraton… Sudah baca buku apa hari ini? Ada buku anyar loh di Keraton. Kali ini datang dari dunia pendidikan. Ini ringk...